Irsan, Pustakaman Studio Baca Alauddin
Sudah dilangit kami
melintas
terbang melayang
kebumi lain.
Namun Akal pantang
tewas
Asal masyarakat
terus menjamin. (Tan Malaka, Madilog)
Tanggal 19 Februari 1949 adalah hari yang misteri dan tragis buat Ibrahim
Datuk Tan Malaka mengusung revolusi dan kemerdekaan Indonesia. Tepat pada hari
ini 65 tahun yang lalu, Tan Malaka mengakhiri perjuangannya, oleh tembakan yang
menidurkan ia selamanya. Tan Malaka adalah tokoh yang kontroversial dalam
sejarah pemerintahan Indonesia, mulai dari pra kemerdekaan hingga saat ini.
Tetapi namanya masih berkibar dan berkobar oleh manusia-manusia yang setia
dengan ideologinya dan antuasias mengkaji karya-karyanya. Dalam Berbagai
literatur, Tan Malaka dianggap sebagai tokoh gerakan kiri, sebagaimana
dipaparkan oleh Harry A Poeze dalam bukunya Pergulatan Politik Tan Malaka
1925-1945. Ini bisa dilihat ketika ia aktif dalam gerakan kiri yang saat
itu berjuang melepaskan bangsa dari belenggu kapitalisme, imperalisme dan
kolonialisme. Bagi Poeze banyak karangan dan pemikiran Tan Malaka yang
orisinil, berbobot dan brilian.