Selasa, 07 Februari 2017

Masa Depan Gerakan Mahasiswa


Membicarakan peran dan fungsi gerakan mahasiswa dari masa ke masa nampaknya menjadi topik menarik untuk terus diungkapkan. Setiap momentum perubahan yang terjadi di
negeri ini, tidak memasukkan peran serta Gerakan Mahasiswa sebagai bagian pendorong perubahan adalah menjadi sangat  tidak beralasan, sebut saja perubahan periodesasi politik dari orde lama ke orde baru dan selanjutnya era reformasi sekarang ini menjadi bukti bahwa Gerakan Mahasiswa memiliki andil cukup besar menggulirkan ide – ide perubahan yang bersendikan kekuatan idealismenya. Pertanyaan selanjutnya bagaimana peran Gerakan Mahasiswa ditengah dominasi arus pragmatis saat ini?Hasil gambar untuk gerakan mahasiswa 1998
Mahasiswa dan formasi sosial
Secara umum dalam struktur masyarakat mahasiswa sebenarnya belum mempunyai posisi yang begitu mapan. Keidentikan dengan sebuah profesi tertentu apakah sebagai pedagang, petani, pengusaha atau elit penguasa nampaknya tidak ada yang pas di berikan kepada mahasiswa. Namun sisi lainnya mereka sesungguhnya lahir dari berbagai profesi dalam struktur masyarakat dikarenakan latar belakang keluarga, selanjutnya pasca mahasiswa mereka inilah juga yang akan melakukan transformasi dalam berbagai posisi dalam struktur masyarakat, sehingga wajah masyarakat secara sederhana akan sangat berpengaruh dari sejauh mana kondisi mahasiswa melakukan proses gerakannya ditengah berbagai tantangan yang ada.
Sebutan mahasiswa biasanya ditujukan bagi seseorang yang sedang melalui jenjang pendidikan formal diperguruan tinggi, dimana jenjang – jenjang ini memiliki keterbatasan waktu sesuai dengan system yang berlaku diperguruan tinggi masing – masing. Kondisi ini pulalah yang mempengaruhi bahwa status mahasiswa seseorang memiliki keterbatasan waktu. Mahasiswa yang masuk diperguruan tinggi pun memiliki latar belakang yang sangat beragam, dominasi dari keberagaman latar belakang mahasiswa biasanya dari masa kemasa selalu berubah tergantung dari perkembangan dalam tata kehidupan masyarakat. 
Pada awalnya latar belakang mahasiswa lebih banyak didominasi dari masyarakat agraris dimana sebagian besar berprofesi sebagai petani, motivasi mereka terhadap anaknya ketika melalui jenjang perguruan tinggi agar kelak memiliki kepandaian lebih baik dari keluarga, disamping itu tradisi keagamaan akibat pengaruh pesantren juga sangat kental berlaku didalam keluarga, kondisi ini juga mempengaruhi terbentuknya keberpihakan idiologis terhadap penderitaan dan kesusahan masyarakat begitu menguat tertanam dalam diri mahasiswa, periode ini terjadi pada awal – awal kemerdekaan sampai tahun 60-an. 
Masa selanjutnya ketika orde baru berkuasa dengan jargon pembangunannya mulailah terjadi industrialisasi, pabrik – pabrik berskala besar mulai berdiri, ini berakibat begitu besar terjadinya urbanisasi dimana perpindahan masyarakat desa kekota mulai marak dengan alasan demi memperbaiki nasib. Latar belakang mahasiswa memasuki era ini pun didominasi oleh masyarakat yang telah terintegrasi dalam proses industrialisasi, dimana profesi keluarga lebih banyak sebagai karyawan beberapa perusahaan dan birokrat. Tema – tema umum pada masa ini lebih banyak berbicara seputar keadilan sosial akibat terjadinya ketimpangan dalam masyarakat akibat industrialisasi. Periode ini berlangsung sampai pertengahan 90-an.
Meluasnya perkembangan liberalisasi diberbagai belahan dunia akibat menguatnya paham kapitalisme global memberikan efek terhadap pesatnya kemajuan informasi diberbagai Negara. Akses informasi ini meyebabkan sekat antara kawasan menjadi hilang, kehidupan masyarakat berada ditengah perubahan yang begitu cepat dan transformasi nilai dalam bentuk produksi hiburan tidak dapat dielakkan lagi ditambah Sistem ekonomi nasional telah terintegrasi dalam mekanisme pasar bebas dimana kompetisi menjadi kata kunci dari semua persaingan yang ada. Efeknya didunia pendidikan adalah mahalnya biaya masuk diberbagai perguruan tinggi, sehingga hanya orang bermodal saja yang mampu mengakses pendidikan. Kondisi ini juga mempengaruhi latar belakang mahasiswa yang lebih banyak didominasi oleh masyarakat kelas atas dengan kemampuan ekonomi mapan.
Tantangan Gerakan Mahasiswa 
Dari banyaknya wacana berkembang tentang gerakan mahasiswa hampir seluruhnya memberikan penilaian bahwa untuk sekarang ini paska runtuhnya soeharto seolah makin lama gerakan mahasiswa kesulitan merumuskan strategi gerakannya atau lebih teknis lagi jumlah mahasiswa yang aktif di berbagai gerakan mahasiswa mengalami trend menurun. Meskipun tema – tema menurunnya aktifitas gerakan mahasiswa terlampau sering didiskusikan serta di bahas pada masing – masing internal organ mahasiswa, namun belum juga ada celah alternative apa sebenarnya rumusan strategi gerakan mahasiswa kedepan. Dari berbagai kondisi yang ada, nampaknya ada beberapa hal yang menjadi perhatian bersama terkait tantangan gerakan mahasiswa.
Pertama bahwa latar belakang mahasiswa untuk saat ini banyak didominasi oleh kalangan masyarakat ekonomi menengah keatas dan beberapa tahun kedepan trendnya akan terus meningkat, sehingga kecenderungan mereka lebih menyenangi aktifitas bersifat hiburan dimana kalaupun ingin menyalurkan aktifitas lebih suka terlibat dalam komunitas – komunitas berdasarkan hobi. Organisasi – organisasi mahasiswa yang berdasarkan keberpihakan idiologis jelas tidak akan mendapat tempat yang bagus ditengah mahasiswa yang memiliki kemampuan ekonomi mapan, kalaupun ada mungkun dalam jumlah sangat minim dengan wajah gerakan yang tentunya akan mengalami pergeseran.
Kedua  ada perubahan orientasi sebagian besar mahasiswa pada umumnya , dimana tidak lagi terlalu tertarik dalam aktifitas yang bernuansa politis, mereka lebih menyibukkan diri dalam aktifitas bernuansa akademis. Tradisi diskusi dengan tema – tema yang diluar mainstream kampus cenderung mereka hindari. Perilaku ini bukannya tanpa alasan dimana semakin padatnya masa kuliah serta doktrin dihembuskan dunia kerja menjadi faktor utama perubahan orientasi mahasiswa menjadi lebih pragmatis.
Ketiga berkaitan dengan tema serta gagasan – gagasan yang diusung gerakan mahasiswa masih banyak mengkondisikan Negara sebagai institusi represif yang cenderung menindas masyarakat, akibatnya bila ada aktifitas bersentuhan langsung dengan kekuasaan masih dianggap tabu atau lebih ekstrim lagi dianggap telah keluar dari jalur idealisme gerakan. Padahal kalau dilihat setelah neoliberalisme mencengkram kuat di bumi ini justru kecendrungannya adalah bagaimana kekuatan Negara ingin dilemahkan diganti dengan mekanisme pasar internaisonal.
Tantangan gerakan mahasiswa kedepan kalau dilihat dari perubahan yang ada jelas lebih banyak disibukkan bagaimana memberikan rumusan idiologis terhadap mayoritas mahasiswa yang didominasi penyakit pragmatis dengan cara mengevaluasi strategi gerakan, jenis maupun bentuk program, sampai kepada perubahan kultur organisasi. Dengan tetap secara konsisten memposisikan gerakan mahaisswa sebagai gerakan moral yang menyuarakan kepentingan orang banyak. 
Bila Gerakan Mahasiswa tidak segera merumuskan jalan alternative untuk melakukan penyegaran kembali terhadap aktifitas gerakannya, bukan tidak mungkin makin lama akan ditinggalkan mahasiswa atau lebih ekstrim lagi perannya menghilang secara misterius akibat digilas zaman. 
Wallahualam Bishowab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar