Membicarakan peran dan fungsi gerakan mahasiswa dari masa
ke masa nampaknya menjadi topik menarik untuk terus diungkapkan. Setiap
momentum perubahan yang terjadi di
negeri ini, tidak memasukkan peran serta Gerakan Mahasiswa
sebagai bagian pendorong perubahan adalah menjadi sangat tidak beralasan, sebut saja perubahan
periodesasi politik dari orde lama ke orde baru dan selanjutnya era reformasi
sekarang ini menjadi bukti bahwa Gerakan Mahasiswa memiliki andil cukup besar
menggulirkan ide – ide perubahan yang bersendikan kekuatan idealismenya.
Pertanyaan selanjutnya bagaimana peran Gerakan Mahasiswa ditengah dominasi arus
pragmatis saat ini?
Mahasiswa dan
formasi sosial
Secara umum dalam struktur masyarakat mahasiswa sebenarnya
belum mempunyai posisi yang begitu mapan. Keidentikan dengan sebuah profesi
tertentu apakah sebagai pedagang, petani, pengusaha atau elit penguasa
nampaknya tidak ada yang pas di berikan kepada mahasiswa. Namun sisi lainnya
mereka sesungguhnya lahir dari berbagai profesi dalam struktur masyarakat
dikarenakan latar belakang keluarga, selanjutnya pasca mahasiswa mereka inilah
juga yang akan melakukan transformasi dalam berbagai posisi dalam struktur
masyarakat, sehingga wajah masyarakat secara sederhana akan sangat berpengaruh
dari sejauh mana kondisi mahasiswa melakukan proses gerakannya ditengah
berbagai tantangan yang ada.
Sebutan mahasiswa biasanya ditujukan bagi seseorang yang
sedang melalui jenjang pendidikan formal diperguruan tinggi, dimana jenjang –
jenjang ini memiliki keterbatasan waktu sesuai dengan system yang berlaku
diperguruan tinggi masing – masing. Kondisi ini pulalah yang mempengaruhi bahwa
status mahasiswa seseorang memiliki keterbatasan waktu. Mahasiswa yang masuk
diperguruan tinggi pun memiliki latar belakang yang sangat beragam, dominasi
dari keberagaman latar belakang mahasiswa biasanya dari masa kemasa selalu
berubah tergantung dari perkembangan dalam tata kehidupan masyarakat.
Pada awalnya latar belakang mahasiswa lebih banyak
didominasi dari masyarakat agraris dimana sebagian besar berprofesi sebagai
petani, motivasi mereka terhadap anaknya ketika melalui jenjang perguruan
tinggi agar kelak memiliki kepandaian lebih baik dari keluarga, disamping itu
tradisi keagamaan akibat pengaruh pesantren juga sangat kental berlaku didalam
keluarga, kondisi ini juga mempengaruhi terbentuknya keberpihakan idiologis
terhadap penderitaan dan kesusahan masyarakat begitu menguat tertanam dalam
diri mahasiswa, periode ini terjadi pada awal – awal kemerdekaan sampai tahun
60-an.
Masa selanjutnya ketika orde baru berkuasa dengan jargon
pembangunannya mulailah terjadi industrialisasi, pabrik – pabrik berskala besar
mulai berdiri, ini berakibat begitu besar terjadinya urbanisasi dimana perpindahan
masyarakat desa kekota mulai marak dengan alasan demi memperbaiki nasib. Latar
belakang mahasiswa memasuki era ini pun didominasi oleh masyarakat yang telah
terintegrasi dalam proses industrialisasi, dimana profesi keluarga lebih banyak
sebagai karyawan beberapa perusahaan dan birokrat. Tema – tema umum pada masa
ini lebih banyak berbicara seputar keadilan sosial akibat terjadinya
ketimpangan dalam masyarakat akibat industrialisasi. Periode ini berlangsung
sampai pertengahan 90-an.
Meluasnya perkembangan liberalisasi diberbagai belahan
dunia akibat menguatnya paham kapitalisme global memberikan efek terhadap
pesatnya kemajuan informasi diberbagai Negara. Akses informasi ini meyebabkan
sekat antara kawasan menjadi hilang, kehidupan masyarakat berada ditengah
perubahan yang begitu cepat dan transformasi nilai dalam bentuk produksi
hiburan tidak dapat dielakkan lagi ditambah Sistem ekonomi nasional telah
terintegrasi dalam mekanisme pasar bebas dimana kompetisi menjadi kata kunci
dari semua persaingan yang ada. Efeknya didunia pendidikan adalah mahalnya
biaya masuk diberbagai perguruan tinggi, sehingga hanya orang bermodal saja
yang mampu mengakses pendidikan. Kondisi ini juga mempengaruhi latar belakang
mahasiswa yang lebih banyak didominasi oleh masyarakat kelas atas dengan
kemampuan ekonomi mapan.
Tantangan
Gerakan Mahasiswa
Dari banyaknya wacana berkembang tentang gerakan mahasiswa
hampir seluruhnya memberikan penilaian bahwa untuk sekarang ini paska runtuhnya
soeharto seolah makin lama gerakan mahasiswa kesulitan merumuskan strategi
gerakannya atau lebih teknis lagi jumlah mahasiswa yang aktif di berbagai
gerakan mahasiswa mengalami trend menurun. Meskipun tema – tema menurunnya
aktifitas gerakan mahasiswa terlampau sering didiskusikan serta di bahas pada
masing – masing internal organ mahasiswa, namun belum juga ada celah
alternative apa sebenarnya rumusan strategi gerakan mahasiswa kedepan. Dari
berbagai kondisi yang ada, nampaknya ada beberapa hal yang menjadi perhatian
bersama terkait tantangan gerakan mahasiswa.
Pertama bahwa latar belakang mahasiswa untuk
saat ini banyak didominasi oleh kalangan masyarakat ekonomi menengah keatas dan
beberapa tahun kedepan trendnya akan terus meningkat, sehingga kecenderungan
mereka lebih menyenangi aktifitas bersifat hiburan dimana kalaupun ingin
menyalurkan aktifitas lebih suka terlibat dalam komunitas – komunitas
berdasarkan hobi. Organisasi – organisasi mahasiswa yang berdasarkan
keberpihakan idiologis jelas tidak akan mendapat tempat yang bagus ditengah mahasiswa
yang memiliki kemampuan ekonomi mapan, kalaupun ada mungkun dalam jumlah sangat
minim dengan wajah gerakan yang tentunya akan mengalami pergeseran.
Kedua ada perubahan orientasi sebagian besar
mahasiswa pada umumnya , dimana tidak lagi terlalu tertarik dalam aktifitas
yang bernuansa politis, mereka lebih menyibukkan diri dalam aktifitas bernuansa
akademis. Tradisi diskusi dengan tema – tema yang diluar mainstream kampus
cenderung mereka hindari. Perilaku ini bukannya tanpa alasan dimana semakin
padatnya masa kuliah serta doktrin dihembuskan dunia kerja menjadi faktor utama
perubahan orientasi mahasiswa menjadi lebih pragmatis.
Ketiga berkaitan dengan tema serta gagasan
– gagasan yang diusung gerakan mahasiswa masih banyak mengkondisikan Negara
sebagai institusi represif yang cenderung menindas masyarakat, akibatnya bila
ada aktifitas bersentuhan langsung dengan kekuasaan masih dianggap tabu atau
lebih ekstrim lagi dianggap telah keluar dari jalur idealisme gerakan. Padahal
kalau dilihat setelah neoliberalisme mencengkram kuat di bumi ini justru
kecendrungannya adalah bagaimana kekuatan Negara ingin dilemahkan diganti
dengan mekanisme pasar internaisonal.
Tantangan gerakan mahasiswa kedepan kalau dilihat dari
perubahan yang ada jelas lebih banyak disibukkan bagaimana memberikan rumusan
idiologis terhadap mayoritas mahasiswa yang didominasi penyakit pragmatis
dengan cara mengevaluasi strategi gerakan, jenis maupun bentuk program, sampai
kepada perubahan kultur organisasi. Dengan tetap secara konsisten memposisikan
gerakan mahaisswa sebagai gerakan moral yang menyuarakan kepentingan orang
banyak.
Bila Gerakan Mahasiswa tidak segera merumuskan jalan alternative untuk
melakukan penyegaran kembali terhadap aktifitas gerakannya, bukan tidak mungkin
makin lama akan ditinggalkan mahasiswa atau lebih ekstrim lagi perannya
menghilang secara misterius akibat digilas zaman.
Wallahualam Bishowab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar